RasulullahShallallahu Alaihi Wasallam bersabda "Jangan marah bagimu surga". Mengapa? karena para pemarah adalah orang yang paling tidak bisa mengendalikan diri. Kecenderungan pemarah adalah dzolim. raut muka menjadi jelek, kata-kata menjadi sangat tidak berkualitas. Selain itu akal pikiran drop. HaditsLarangan Marah Riwayat Mu'adz bin Anas Al-Juhani. " Barang siapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai ." (H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). TipsMenanggulangi Kemarahan. Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah: Membaca ta'awudz yaitu, "A'udzubillahi minasy syaithanir rajiim". Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya. Mengambil sikap diam, tidak berbicara. Vay Tiền Nhanh. Artikel ini mengulas kumpulan hadits tentang marah menurut islam lengkap dalam tulisan bahasa arab dan artinya. Sesuai judulnya yaitu "Hadits Jangan Marah", dimana didalamnya berisi dalil dalil hadist Nabi Muhammad SAW mengenai larangan marah dan anjuran untuk bersabar. Hal ini dikarenakan ada jaminan masuk surga bagi siapa saja yang memilih untuk tidak marah dan bersabar. Marah sendiri bukanlah sifat yang baik, meskipun untuk beberapa hal dan keadaan sifat marah ini diperbolehkan dalam islam. Namun secara umum amarah dan emosi ini sebaginya ditahan dan dikendalikan. Siapa saja yang bisa menahan amarah dan emosinya, maka ada ganjaran berupa syurga menantinya Hal ini sesuai yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadist hadits larangan marah. Bahkan Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat suci Al-Quran sebagai berikut وَ الَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبئِرَ اْلاِثْمِ وَ اْلفَوَاحِشَ وَ اِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ. الشورى37 Artinya Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. [QS. Asy-Syuuraa 37] Dengan melihat ayat tersebut, maka hendaknya kita sabar, memaafkan dan tidak mudah marah. Jadilah pribadi yang lembut, sopan, tidak kasar dan kaku sehingga akhlak lebih terjaga. Untuk bisa menahan marah yang muncul ada banyak tips dan trik ampuh yang sumbernya langsung dari hadist hadits tentang marah. Diantara cara menahan emosi dan amarah adalah Membaca Taawudz yaitu “Audzu billahi minasy syaithanir rajiim”, Diam, Mengambil posisi lebih rendah, yaitu Jika orang yang sedang marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia duduk. Jika dia sedang duduk, maka hendaknya berbaring. Karena, merubah posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan emosional. Hingga Berwudhu atau mandi. Hal ini sudah sesuai yang disabdakan oleh Nabi Muhammad seperti yang tercantum dalam hadist hadits tentang marah. Dalam berbagai hadist juga dijelaskan apa saja manfaat, keutamaan dan pahala bagi mereka yang tidak marah dan sabar. Dan langsung saja simak penjelasan tentang daftar bacaan hadits larangan marah lengkap dalam lafadz arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Pahamilah masing masing hadist Nabi SAW dibawah ini dan jangan marah, maka ganjaran dan imbalannya adalah surga. Hadits Larangan Marah عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي، قَالَ لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري] Artinya Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Wahai Rasulullah nasihatilah saya. Beliau bersabda Jangan kamu marah. Ia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda Jangan engkau marah. Riwayat Bukhori عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ. البخارى Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah". [HR. Bukhari juz 7, hal 99/Muslim juz 4, hal. 2014] عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص مَاذَا يُبَاعِدُنِى مِنْ غَضَبِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ؟ قَالَ لاَ تَغْضَبْ Dari Abdullah bin Amr bahwa ia bertanya pada Rasul “Ya Rasulullah, apa bisa menjauhkan saya dari murka Allah? Rasul bersabda “Jangan marah.” HR. Ahmad عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ لاَ تَغْضَبْ Dari Jariyah bin Qudamah bahwa ada seorang lelaki berkata pada Rasul; “Ya Rasulullah katakan padaku suatu naehat yang ringkas dan semoga aku bisa menjaganya.” Rasul bersabda “Jangan marah”. Orang itu mengulangi perkataannya dan Rasul tetap bersabda “Jangan marah.” HR. Ahmad عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ. ابو داود رقم Dari Sa’id bin Musayyab, bahwasanya ia berkata, "Pernah suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama shahabat-shahabatnya, lalu ada seorang laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar, tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian ia menyakitinya yang kedua kali, tetapi Abu Bakar masih diam saja. Lalu ia menyakitinya yang ketiga kali, lalu Abu Bakar membalasnya. Maka Rasulullah SAW berdiri ketika Abu Bakar membalasnya, lalu Abu Bakar bertanya, "Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW bersabda, "Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan terhadapmu, tetapi setelah engkau membalasnya, syaithan lalu duduk di situ, maka tidaklah pantas aku duduk karena syaithan duduk di situ". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 274, no. 4896] عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ اِسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيّ ص فَجَعَلَ اَحَدُهُمَا يَغْضَبُ وَ يَحْمَرُّ وَ جْهُهُ. فَنَظَرَ اِلَيْهِ النَّبِيُّ ص فَقَالَ اِنّيْ َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا عَنْهُ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَامَ اِلَى الرَّجُلِ رَجُلٌ مِمَّنْ سَمِعَ النَّبِيَّ ص فَقَالَ أَ تَدْرِى مَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص آنِفًا؟ قَالَ اِنّيْ َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ ذَا عَنْهُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ اَمَجْنُوْنًا تَرَانِيْ؟ مسلم Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata Ada dua orang saling mencaci di sisi Nabi SAW. Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, dan merah mukanya. Kemudian Nabi SAW melihat kepada orang itu dan bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya, kalimat itu ialah A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”. Maka berdirilah seorang laki-laki diantara orang yang mendengar sabda Nabi SAW tersebut menghampiri orang yang marah itu dan berkata, “Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tadi ?”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya. Kalimat itu ialah A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim”. Lalu orang yang marah itu berkata, “Apakah engkau menganggap aku ini gila ?”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2015] عَنْ اَبِى وَائِلٍ اْلقَاصّ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى عُرْوَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيّ فَكَلَّمَهُ رَجُلٌ فَأَغْضَبَهُ، فَقَامَ فَتَوَضَّأَ، فَقَالَ حَدَّثَنِى اَبِيْ عَنْ جَدّيْ عَطِيَّةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِنَّ اْلغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ. وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ. وَ اِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِاْلمَاءِ، فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ. ابو داود رقم Artinya Dari Abu Wail Al-Qaashsh, ia berkata, "Saya pernah datang kepada 'Urwah bin Muhammad As-Sa'diy, lalu ada seorang laki-laki yang berbicara kepadanya yang membuatnya marah, maka ia bangkit lalu berwudlu. Setelah berwudlu kemudian ia berkata Ayahku mencerita-kan kepadaku dari kakekku yaitu 'Athiyah, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, dan hanyasanya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang diantara kalian marah hendaklah ia berwudlu". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4784] عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَنَا اِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ وَ هُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَاِنْ ذَهَبَ عَنْهُ اْلغَضَبُ. وَ اِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ. ابو داود رقم ArtinyaDari Abu Dzarr, ia berkata Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, niscaya akan hilang marahnya. Dan jika belum hilang marahnya, maka hendaklah ia berbaring tiduran". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4782] إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ رواه إمام احمد “Jika di antara kalian marah maka hendaklah ia diam” HR Imam Ahmad عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ لاَ تَغْضَبْ. احمد ArtinyaDari Jariyah bin Qudamah, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkataan nasehat dan ringkaskanlah, mudah-mudahan aku bisa menjaganya". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah". Orang itu mengulangi lagi beberapa kali, masing-masingnya Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah". [HR. Ahmad] عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ. الطبرانى فى الاوسط رقم Dari Abu Darda', ia berkata Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya atas suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah, maka bagimu surga". [HR. Thabarani] لا تغضب ولك الجنة “Jangan marah, maka bagimu syurga” عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِنِى. قَالَ لاَ تَغْضَبْ. قَالَ قَالَ الرَّجُلُ فَفَكَّرْتُ حِيْنَ قَالَ النَّبِيُّ ص مَا قَالَ. فَاِذَا اْلغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ Dari Humaid bin Abdurrahman berkata ada seorang laki-laki berkata; “Ya Rasulullah nasihatilah saya.” Maka Rasulullah bersabda “Jangan marah”. Lalu laki-laki itu berkata “Kemudian saya berfikir ketika Nabi menyabdakan apa yang dinasehatkan itu, jima memang marah itu dapat mengumpulkan seluruh kejahatan.” HR. Ahmad عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيّ ص اَوْصِنِى، قَالَ لاَ تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ لاَ تَغْضَبْ Dari Abu Hurairah ia berkata Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad; “Nasehatilah saya Ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bersabda; “Jangan marah.” Orang itu mengulanginya hingga berkali-kali dan Nabi bersabda; “Jangan marah”. HR. Bukhari عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ Dari Abu Hurairah bahwa Rasul bersabda “Orang yang kuat itu bukan orang yang kuat dalam bergulat tapi orang yang kuat dalam menahan dirinya ketika marah.” HR. Bukhari عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ بَيْنَا النَّبِيّ ص يُصَلّى رَأَى فِى قِبْلَةِ اْلمَسْجِدِ نُخَامَةً فَحَكَّهَا بِيَدِهِ فَتَغَيَّظَ ثُمَّ قَالَ اِنَّ اَحَدَكُمْ اِذَا كَانَ فِى الصَّلاَةِ فَاِنَّ اللهَ حِيَالَ وَجْهِهِ فَلاَ يَتَنَخَّمَنَّ حِيَالَ وَجْهِهِ فِى الصَّلاَةِ Artinya Dari Abdullah bin Umar berkata “Ketika Nabi Muhammad sedang shalat, beliau melihat dahak di arah kiblat masjid. Maka setelah selesai shalat beliau mengeriknya dengan tangan beliau, kemudian beliau bersabda “Sesungguhnya seseorang diantara kalian jika sedang shalat, sungguh Allah ada di hadapannya. Maka janganlah sekali-kali berdahak ketika shalat ke arah depannya.” HR. Bukhari عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ Dari Abu Darda berkata Ada seorang lelaki berkata pada Rasul “Ya Rasulullah, tunjukilah saya akan suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga.” Rasul pun bersabda “Jangan marah, maka kamu mendapat surga.” HR. Thabrani عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ Dari Sa’id bin Musayyab ia berkata “Pernah ketika Rasul duduk bersama sahabat-sahabat, lalu ada laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar tapi Abu Bakar hanya diam. Lalu ia menyakitinya kedua kali dan beliau masih diam. Hingga tiga kali lalu Abu Bakar membalasnya. Lalu Rasul berdiri dan Abu Bakar bertanya “Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah? Rasul menjawab “Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan kepadamu tapi setelah engkau membalasnya, syetan lalu duduk disitu, maka tidaklah aku pantas duduk karena ada syetan disitu.” HR. Abu Dawud "Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij, Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 Sekian artikel berjudul "Hadits Jangan Marah Hadits Larangan Marah dan Jaminan Masuk Surga" kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa menjadikan kita seorang muslim yang sabar, tidak pemarah dan bisa mengendalikan emosi dengan baik sesuai ajaran islam. Wallahu a'lam. Hadis larangan marah sangat penting dipahami terutama bagi umat Muslim yang ingin memperkuat ketakwaannya terhadap Allah SWT. Hal tersebut bahkan tertuang dalam HR Bukhari dari Abu marah dalam Islam sendiri bukanlah hal yang baik. Meski Nabi Muhammad SAW pernah marah, namun ia lebih mengutamakan sifat hadis larangan marah serta apa yang akan didapat umat Islam jika mampu menahan marah dan jadi orang yang lebih Larangan Marah dan Keutamaan Menahan Marah dalam IslamFoto Hadis Larangan Marah dan Keutamaan Menahan Marah dalam Islam Orami Photo StockNabi Muhammad SAW pun secara langsung mencontohkan dengan sikapnya untuk tidak marah ketika ada seseorang yang mengotori seorang Arab bodoh yang secara tiba-tiba buang air kecil di pojokan masjid. Melihat hal itu, para sahabat Nabi pun ngamuk dan bahkan ada yang berniat untuk menggebuki orang tanpa ada amarah Nabi pun mencegah dan segera menginstruksikan untuk mengambil ember air. Kemudian beliau pun menyuruh untuk mengguyur tempat yang terkena urin yang melakukan buang air kecil sembarangan tersebut pun langsung dinasihati dan diminta pergi tanpa perlu dihakimi. Hal tersebut karena semua orang sudah mengetahui ia adalah orang yang tidak beberapa hadis larangan marah, simak selengkapnya di sini!1. Dijanjikan Surgaعَنْ أَبِي عَمْرِو بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ كَفَّ اللهُ عَنْهُ عَذَابَهُ، وَمَنْ خزَنَ لِسَانَهُ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنِ اعْتَذَرَ إلَى اللهِ قَبِلَ عُذْرَهArtinya "Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang," Hadis Nabi Muhammad yang dijelaskan oleh Malik bin Anas.2. Orang yang Kuatعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قال "لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرُعة، وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِArtinya "Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah, "Hadis Nabi Muhammad SAW ini dijelaskan oleh Abu Hurairah Masuk dalam Nasihat Rasulullahجَارية بْنُ قُدامة السَّعْدِيُّ؛ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قُلْ لِي قَوْلًا يَنْفَعُنِي وأقْلِل عَلَيَّ، لَعَلِّي أَعِيهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "لَا تَغْضَبْ". فَأَعَادَ عَلَيْهِ حَتَّى أَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ "لَا تَغْضَبْ".Artinya "Bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW untuk itu ia mengatakan, 'Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu nasihat yang bermanfaat bagi diriku, tetapi jangan banyak-banyak agar aku selalu mengingatnya.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu jangan marah.' Ia mengulangi pertanyaannya kepada Nabi SAW. berkali-kali, tetapi semuanya itu dijawab oleh Nabi SAW dengan kalimat, 'kamu jangan marah'," Dilansir dari NU Online, hadis ini diceritakan oleh Hariah Ibnu Qudaman As-Sa'di.4. Marah Adalah Perbuatan Setan، عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ -هُوَ ابْنُ سَعْدٍ السَّعْدِيُّ، وَقَدْ كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ-قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم "إنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وإنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وإنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالماءِ، فَإذَا أُغْضِبَ أحَدُكُمْ فَلْيَتَوضَّأْ".Artinya "Telah menceritakan kepadaku ayahku di hadapan kakekku yaitu Atiyyah ibnu Sa'd As-Sa'di yang berpredikat sebagai sahabat, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda 'Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu'.5. Orang yang Menahan Marah adalah Orang yang Berimanعَنْ رَجُلٍ مِنْ أَبْنَاءِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم "مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أنْ يُنْفِذَه مَلأهُ اللهُ أَمْنًا وَإيمانًاArtinya "Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman."Hadis ini disampaikan oleh Imam Abu Daud. Ia mengatakan telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman yakni Ibnu Mahdi, dari Bisyr yakni Ibnu Mansur, dari Muhammad ibnu Ajlan, dari Suwaid ibnu Wahb, dari seorang lelaki anak seorang sahabat Rasulullah SAW, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda seperti yang sudah ini diceritakan oleh Humaid ibnu Abdur Dinanti Bidadariقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزيد، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، حَدَّثَنِي أَبُو مَرْحُوم، عَنْ سَهْل بْنِ مُعَاذ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ "مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَه، دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ، حَتَّى يُخيرَهُ مِنْ أيِّ الْحُورِ شَاءَArtinya "Barang siapa menahan amarah, sedangkan dia mampu untuk melaksanakannya, maka Allah kelak akan memanggilnya di mata semua makhluk, hingga Allah menyuruhnya memilih bidadari manakah yang disukainya," Hadis diriwayatkan Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah.7. Marah Menghimpun Semua Perbuatan Jahatعَنْ حُمَيد بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوْصِنِي. قَالَ "لَا تَغْضَبْ". قَالَ الرَّجُلُ فَفَكَّرْتُ حِينَ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ، فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُArtinya "Seorang lelaki bertanya, 'Wahai Rasulullah, berwasiatlah untukku.' Nabi SAW menjawab, 'Kamu jangan marah.' Lelaki itu melanjutkan kisahnya, 'Maka setelah kurenungkan apa yang telah disabdakan oleh Nabi SAW tadi, aku berkesimpulan bahwa marah itu menghimpun semua perbuatan jahat.'8. Mendapat Rida Allahعَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ مِنْ جُرْعَةٍ أَفْضَلَ أَجْرًا مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِArtinya "Tiada suatu regukan pun yang ditelan oleh seorang hamba dengan pahala yang lebih utama selain dari regukan amarah yang ditelan olehnya karena mengharapkan ridha Allah," Hadis ini dikisahkan oleh Ibnu Umar Juga 40 Nama Bayi Laki-laki Bertema Islami yang Unik dan Punya Arti BermaknaNabi Memberi Ampun Bukan Menjatuhkan HukumanFoto hadits larangan marah Foto Orami Photo StockHadits larangan marah pun dicontohkan oleh Rasulullah ketika ada seseorang yang kerap memprovokasi dan memfitnah sebuah kisah lain, Abu Bakar sendiri pernah bersumpah untuk menghukum Misthah karena selalu memprovokasi dan memfitnah putri Nabi serta sang istri, Siti Aisyah dalam peristiwa Haditsul Nabi Muhammad SAW bahkan melarang dan meminta Abu Bakar untuk menggandakan melihat peristiwa tersebut, sikap Nabi Muhammad SAW sendiri menggambarkan dirinya yang selalu mendahulukan ampunan daripada menjatuhkan Juga 9+ Tips dan Ramuan Agar Cepat Hamil dalam Islam, Alami Tanpa Obat-obatan!Orang yang Kuat Adalah Orang yang SabarFoto hadits larangan marah Foto Orami Photo StockHadis larangan marah pun tertuang Hadis Riwayat Muslim. Dalam Hadis Riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW pun pernah meyebutkan bahwa orang yang perkawasa adalah orang yang bisa atau sanggup menahan diri ketika larangan marah tersebut menceritakan“Ibnu Mas’ud berkata, Nabi bertanya, Siapa yang kalian anggap sebagai orang yang perkasa?’ Kami menjawab, Dia yang tidak bisa dikalahkan keperkasaannya oleh siapa pun.’ Nabi menimpali, Bukan demikian, akan tetapi yang perkasa adalah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah’,” HR Muslim.Hadis larangan marah pun diperkuat dengan perkataan Jakfar bin Muhammad yang memiliki arti "Marah adalah kunci dari setiap keburukan."Cara Agar Bisa Meredam Marah dari Imam Al-GhazaliFoto hadits larangan marah Foto Orami Photo StockDikutip adari Islam NU, ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk meredam amarah. Yang pertama adalah meredamnya dengan menggunakan ilmu dan yang kedua adalah meredamnya dengan menggunakan Meredam Amarah dengan IlmuImam Al Ghazali menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meredam amarah dengan menggunakan ilmu, yakniPertama, berpikir tentang ayat atau hadis Nabi tentang keutamaan menahan amarah, memaafkan, bersikap ramah dan menahan diri terdorong untuk menggapai pahalanya, dan mencegah dirinya untuk membalas, serta dapat memadamkan menakut-nakuti diri dengan siksa Allah bila ia tetap meluapkan amarahnya. Apakah diri akan aman dari murka Allah di hari kiamat? Padahal diri ini sangat membutuhkan menakut-nakuti diri tentang akibat dari permusuhan dan pembalasan, bagaimana sergapan musuh untuk membalasnya, menggagalkan rencana-rencananya serta bahagianya musuh saat ia tertimpa musibah, padahal seseorang tidak bisa lepas dari musibah-musibah. Takut-takutilah diri sendiri dengan dampak buruk amarah di dunia, bila ia belum bisa takut dari siksaan di akhirat berpikir bagaimana buruknya muka ketika marah. Bayangkan bagaimana raut muka orang lain saat marah, berpikirlah tentang buruknya marah di dalam bahwa saat marah diri seperti anjing yang membahayakan dan binatang buas yang untuk menyerupai orang ramah yang dapat menahan amarah layaknya para nabi, wali, ulama dan para bijak pilihan untuk diri, apakah lebih memilih serupa dengan anjing, binatang buas dan manusia-manusia hina; ataukah memilih untuk menyerupai ulama dan para nabi di dalam kebiasaan mereka? Agar hati ini condong untuk suka meniru perilaku mereka jika masih menyisakan satu tangkai dari akal berpikir tentang sebab yang mendorongnya untuk membalas dan mencegah dari menahan amarah, semisal ketika dalam hati terdapat bujuk rayu setan; Sesungguhnya orang ini membuat kita lemah dan rendah serta menjadikan kita hina di mata manusia’.Maka jawablah dengan tegas di hatimu Aku heran denganmu. Kamu sekarang mencemoohku karena menahan diri, sedangkan kamu tidak mencemooh dari kehinaan di hari kiamat. Kamu tidak khawatir dirimu akan hina di sisi Allah, para malaikat dan para Nabi’.”“Ketika ia menahan amarah, maka seyogiayanya menahan amarah karena Allah. Yang demikian itu bisa membuatnya agung di sisi Allah,” Syekh Jamaluddin al-Qasimi, Mau’idhah al-Mu’mini Min Ihya’ Ulum al-Din, hal. 208Baca Juga 3+ Macam-macam Najis dalam Islam dan Cara Membersihkannya, Catat!2. Meredam Amarah dengan AmalSementara itu, menahan amarah bisa dengan melakukan zikir serta membaca ta'awudz. Kemudian cobalah untuk menenangkan posisi yang bisa membuat hati menjadi lebih tenang. Jika kita sedang marah dalam keadaan berdiri, cobalah untuk berganti menjadi posisi jika kita marah dalam posisi duduk, kita bisa berganti posisi dengan berbaring pun dianjurkan untuk melakukan wudu menggunakan air itu dia hadis larangan marah serta cara yang bisa dilakukan agar bisa menenangkan diri. Semoga hadis larangan marah bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bisa bersabar.

jangan marah bagimu surga hadits