Maltodekstrinatau maltodextrin adalah salah satu zat aditif dalam pengolahan bahan pangan yang berfungsi sebagai pengawet dan pengental untuk meningkatkan volume makanan. Bahan tambahan pangan ini berbentuk bubuk putih, mirip tepung tapi lebih halus, yang terbuat dari tepung jagung, beras, tepung kentang, atau gandum.
Meskilazim digunakan sebagai pengganti gula pasir yang lebih sehat, konsumsi pemanis buatan yang berlebihan juga belum tentu baik untuk kesehatan. Untuk menghindari risiko masalah, para ahli menganjurkan pemanis buatan dikonsumsi tetap sewajarnya saja. 6. Natrium benzoat. Natrium benzoat adalah zat aditif pada makanan asam serta minuman bersoda.
Berikutadalah tujuan zat aditif antara lain yakni: Dapat meningkatkan kandungan gizi. Dapat menjaga kualitas dan tekstur pada makanan. Dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama. Dapat memperkaya rasa, warna, dan penampilan. Dapat memberikan aroma pada makanan. Dapat memberikan warna sehingga terlihat lebih menarik.
Vay Nhanh Fast Money. Hal ini karena kandungan gulanya mudah dicerna dan diserap oleh tubuh sehingga bisa mempertahankan energi dan memulihkan tubuh setelah latihan. Apakah maltodekstrin berisiko bagi kesehatan? Food and Drug Administration FDA menyetujui penggunaan maltodekstrin sebagai bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi. Maltodekstrin umum terdapat dalam makanan dan minuman yang Anda konsumsi, seperti sereal, puding instan, makanan beku, makanan yang dipanggang, bubuk protein, dan minuman olahraga. Secara umum, zat ini mengandung gula atau karbohidrat, sehingga bisa menjadi sumber energi tubuh. Satu sendok teh maltodekstrin mengandung 12 kalori dan 3,8 gram karbohidrat. Selain kedua nutrisi tersebut, zat aditif ini hampir tidak mengandung vitamin dan mineral apa pun. Untuk itu, konsumsi zat aditif ini terlalu sering tentu tidak baik untuk kesehatan. Walaupun terbilang aman dikonsumsi dalam jumlah kecil, konsumsi maltodekstrin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 1. Memicu peningkatan kadar gula darah Maltodekstrin memiliki indeks glikemik IG yang lebih tinggi daripada gula. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang sangat cepat. Untuk itu, konsumsi dalam jumlah banyak berbahaya bagi Anda yang menderita diabetes atau yang berisiko tinggi terhadap penyakit gula darah ini. Selain itu, konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko Anda mengalami obesitas dan penyakit jantung. 2. Meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat usus Sebuah penelitian dalam jurnal Plos ONE menemukan bahwa maltodekstrin dapat mengubah komposisi bakteri usus. Konsumsi zat aditif ini secara berlebihan dapat menekan pertumbuhan bakteri baik probiotik dan meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat, seperti E. coli. Kondisi ini berisiko membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit karena probiotik membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Peningkatan bakteri E. Coli juga bisa meningkatkan risiko gangguan usus, seperti penyakit Crohn. 3. Menimbulkan alergi dan intoleransi Bahan tambahan ini dapat menyebabkan beberapa orang mengalami reaksi alergi, seperti sakit perut, perut kembung, diare, muntah, ruam, dan asma. Penderita penyakit celiac atau intoleransi gluten juga harus memperhatikan konsumsinya karena terkadang maltodekstrin dibuat dari gandum. Tips menghindari bahaya maltodekstrin Apabila mengalami gejala tertentu setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung maltodekstrin, sebaiknya segera hentikan konsumsinya. Selain itu, hindari konsumsi makanan dengan kandungan zat aditif ini selanjutnya. Selalu perhatikan label komposisi pada makanan atau minuman kemasan. Anda juga bisa menggantinya dengan pemanis lain, seperti stevia, gula kelapa, dan madu. Sedangkan untuk pengganti pengental makanan, Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan kuning telur, gelatin, atau puree sayuran dalam masakan. Untuk mendapatkan tambahan karbohidrat, Anda bisa mengganti minuman olahraga dengan minum segelas jus buah atau yoghurt sebelum latihan. Konsumsi makanan yang mengandung maltodekstrin dalam batas wajar umumnya aman. Namun, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak buruk zat aditif ini bagi kesehatan. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar zat aditif dalam makanan, konsultasikan ke dokter atau ahli gizi Anda untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Dextrose adalah cairan infus untuk mengatasi hipoglikemia atau kondisi kadar gula darah terlalu rendah. Obat ini juga digunakan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gula dan cairan pada pasien dengan kondisi medis tertentu. Dextrose adalah bentuk senyawa gula yang secara alami diproduksi oleh hati. Dextrose merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh sel tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Pada kondisi terlalu rendahnya kadar gula di dalam darah, diperlukan dextrose tambahan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dextrose yang disuntikkan ke pembuluh darah akan bekerja secara cepat untuk meningkatkan kadar gula. Selain dalam bentuk cairan suntik, ada juga dextrose yang terbuat dari jagung. Dextrose dari jagung biasanya diolah menjadi sirup jagung atau pemanis buatan dalam industri makanan. Merek dagang Dextrose Ecosol G5, Ecosol G 10, Oralit 200, Wida D5-1/2NS, Infusan D5, Dextrose, Wida D10, Otsu D40 Apa Itu Dextrose Golongan Obat resep Kategori Cairan infus Manfaat Menangani hipoglikemia Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak Dextrose untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Belum diketahui apakah dextrose dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya, sebelum menggunakan obat ini. Bentuk Cairan suntik atau infus Peringatan Sebelum Menggunakan Dextrose Cairan dextrose akan diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini adalah Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Cairan dextrose tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini atau alergi terhadap jagung produk olahannya. Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita diabetes, hiperglikemia, cedera kepala berat, malnutrisi berat, penyakit infeksi, gagal ginjal, edema, atau gangguan elektrolit, termasuk hipokalemia. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan dextrose. Dosis dan Aturan Pakai Dextrose Dextrose infus tersedia dalam bentuk cairan dengan kadar 2,5%, 5%, 10%, 20%, 30%, 50%, dan 70% dengan tujuan penggunaan yang berbeda-beda. Dosis dextrose akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Secara umum, berikut ini adalah dextrose untuk orang dewasa dan anak-anak untuk mengatasi hipoglikemia Dewasa 10–25 gram yang setara dengan 40–100 mL larutan dextrose 25% atau 20–50 mL larutan 50%, diberikan melalui infus ke pembuluh darah vena besar. Pemberian dextrose dapat diulangi pada kondisi hipoglikemia yang parah. Anak-anak 0,25–0,5 g/kgBB per hari untuk balita 6 bulan dosisnya adalah 0,5–1 g/kgBB dengan dosis maksimal 25 gram per 1 kali dosis. Dosis dextrose untuk mengatasi kekurangan cairan dan gula akibat kondisi medis tertentu akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Biasanya, dextrose yang akan digunakan adalah dextrose 5% dan diberikan melalui infus ke pembuluh darah vena kecil. Cara Menggunakan Dextrose dengan Benar Dextrose akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di rumah sakit. Dextrose akan disuntikkan ke pembuluh darah secara langsung atau melalui cairan infus. Ikuti anjuran dan saran yang diberikan oleh dokter selama menjalani pengobatan dengan dextrose. Dokter juga akan memeriksa kadar gula darah pasien secara berkala. Interaksi Dextrose dengan Obat Lain Untuk menghindari interaksi obat, selalu beri tahu dokter tentang pengobatan yang sedang Anda jalani, terutama pengobatan dengan furosemide, hydrochlorothiazide, hydrocortisone, prednisone, atau obat yang mengandung magnesium. Beri tahu juga dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat diabetes. Efek Samping dan Bahaya Dextrose Efek samping umum yang mungkin muncul setelah menggunakan dextrose adalah nyeri dan iritasi pada area suntikan. Pada beberapa kondisi, penggunaan dextrose juga bisa menyebabkan terjadinya hiperglikemia, yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti napas berbau buah, haus yang terus menerus, mual, muntah, lelah tanpa sebab, sering buang air kecil. Laporkan ke dokter jika Anda mengalami keluhan dan gejala di atas. Anda juga perlu segera memberi tahu dokter jika mengalami reaksi alergi atau efek samping yang leih serius, seperti Ketidakseimbangan kadar elektrolit, yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti nyeri otot, lemas, perubahan suasana hati, detak jantung tidak teratur, sulit buang air kecil, mulut kering, mata kering, muntah, atau sakit perut yang berat Gangguan penglihatan, hilang koordinasi dan keseimbangan, atau gangguan bicara, yang tiba-tiba Sulit bernapas, berat badan yang naik drastis dan mendadak, bengkak di kaki dan tangan Sakit kepala, pusing yang sangat berat, atau pingsan Demam, menggigil, atau bibir dan kuku jari membiru
- Zat adiktif adalah zat yang membuat kecanduan, sekali dikonsumsi akan menyebabkan keingan untuk mengonsumsinya lagi secara terus-menerus dengan kadar yang semakin bertambah. Namun tahukan kamu ada juga zat adiktif yang bukan golongan narkotika ataupun psikotropika? Untuk mengetahui zat-zat tersebut dan efeknya pada tubuh manusia, simaklah uraian berikut ini!Soal dan Pembahasan Sebutkan zat adiktif yang bukan narkotika dan psikotropika! Jawaban Nikotin, kafein, alkohol Nikotin Dilansir dari Food & Drug Administration, nikotin adalah zat kimia berupa stimulan yang sangat adiktif dan ditemukan dalam tanaman tembakau. Karena merupakan zat stimulan, nikotin dapat mengubah cara kerja otak dan menstimulasi otak untuk menginginkan nikotin lebih banyak sehingga menyebabkan ketagihan. Dilansir dari Healthline, nikotin memiliki bentuk yang mirip dengan asetilkolin atau salah satu neurotransmitter pada otak dan juga dapat meniru cara kerja homorn juga Macam-macam Zat Aditif dan Namanya Nikotin yang masuk ke tubuh akan langsung diserap otak dan bertindak sebagai tambahan asetilkolin membuat orang tersebut merasa berenergi dan membangkitkan rasa senang seperti hormon dopamine. Pada orang dengan usia muda nikotin mengakibatkan kecanduan yang sangat berat, menimbulkan perilaku impulsive, gangguan emosial, dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak sehingga remaja tersebut akan tertinggal dibanding teman sebayanya. Secara umum nikotin mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang memicu kenaikan tekanan darah dan meingkatkan resiko serangan jantung atau stroke. Nikotin juga dapat menganggu pembuatan protein oleh DNA sehingga seringkali mengakibatkan berbagaimacam penyakit kanker. Nikotin juga berbahaya pada ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan kelahiran premature, keguguran pada janin, gangguan pernafasan pada bayi saat lahir, serta sindrom kematian mendadak pada bayi SIDS. Baca juga Zat Adiktif Narkotika, Antidepresan, Mood Stabilizers, dan Stimulan
dekstrosa termasuk zat aditif apa